Diary Si Absurd
News Update
Loading...

Featured

[Featured][recentbylabel]

Featured

[Featured][recentbylabel]

Asal SEO

Tuesday, March 7, 2017

Kekuatan Keyakinan Pada Sebuah Perjalanan

Kekuatan Keyakinan Pada Sebuah Perjalanan



Gue Selalu yakin pada apapun.

Tapi kali ini, gue disadarkan atas suatu hal, keyakinan, yang selama ini gue yakini, ternyata, bukanlah sesuatu yang baik, apalgi sesuatu yang benar.

Dan, gue galau setengah mati.

Hei, bukankah gue selalu menentukan apapun berdasarkan analisis? berdasarkan pengalaman? bukankah gue selalu mencoba berbeda dari yang lain, mencoba kreatif, mencoba, dan terus mencoba,

Dan dalam sekejap mata, gue akhirnya tersadar, ya, gue sudah tersesat, tersesat dalam pendefinisian kehidupan, bahwa memang, teori itu gak penting, tapi jauh dalam lubuk hati paling dalam, jauh dalam bawah sadar manusia, definisi, teori, adalah salah satu aspek terpenting, dalam kita menjalani kehidupan.

Dan itulah yang terjadi dalam diri gue.

Selama ini, pen-definisi-an yang salah dari suatu hal, membuat gue terjebak dalam - dalam.

gue tersadar dengan kata kata yang amat menusuk : 
Yang menyebabkan manusia gagal, adalah salah dalam mendefinisikan sesuatu, dan bersikap dengan sikap yang negatif
Wow! that's me, tapi itu belum seberapa, lalu kenapa gue belum juga berubah setelah mengetahui hal tersebut?

 Hal yang semakin menusuk diri gue adalah ketika, mengubah keyakinan itu adalah hal yang 

SULIT

YA! SULIT!

Konyol memang, dengan segala persistensi yang gue miliki, dengan segala macam teori yang gue baca, persepektif dari segala arah, justru sangat sulit bagi gue untuk mengubah segala macam definisi yang sudah terpatri dalam alam bawah sadar, oke secara sadar itu mudah, tapi secara bawah sadar?

Dan karena itulah keyakinan gue goyah, gue takut, keyakinan apa yang gue pahami selama ini, definisi atas segala seseuatu, adalah sesuatu yang keliru.

Menyebabkan gue terlempar jauh, dari kesenangan dunia.

Terus menerus terjebak, dalam dunia yang menyulitkan.


Seketika itu juga gua mulai tidak lagi membenci sekolah, oke sekolah adalah hal yang tidak menarik, tapi mereka mengajarkan teori, Definisi.

ketika paham yang sekarang gue pahami, Pendefinisian suatu hal lah yang terbaik, tapi, with right way, right strategy.

Memang sekolah mengajarkan Pendefinisian suatu hal, tapi penyampaian, proses, dan lain - lainnya, jauh panggang dari api.

Coba tanyakan pada diri sendiri, apakah sudah mampu mengganti keyakinan? mengganti definisi pada suatu hal?

Jawab yang keras.

jelas sekali jawabannya.

padahal, pendefinisian itu adalah kunci dari realitas.

ya keyakinan atas definisi = realitas.

keyakinan yang tidak ada suatu keraguan di dalamnya.

contohnya,

ketika kita yakin kita laki - laki, walaupun secara realitas yang fana itu tidak diketahui, tapi secara keyakinan tanpa keraguan kita yakin. pasti kita laki - laki.

that's all

Thanks to buku Financial Revolution, sudah memberikan inspirasi, tentang bagaimana meyakinkan diri dalam jiwa,

bukan tidak mungkin, jika kita, gue dan lu, sukses menerapkan, penggantian definisi dengan sempurna, bukan tidak mungkin.

Selain kita teguh pendirian, kita juga akan memiliki "realita" yang tidak dimiliki orang lain.

ketika kebanyakan orang mengatakan sesuatu hal buruk, kemudian kita ganti "realita" yang berlaku di kepala kita, dan mengatakan hal tersebut menyenangkan, big strike!

kita juga bisa menjadi toleran, karena semua definisi, adalah benar, hanya tergantung siapa, dan untuk apa hal tersebut digunakan.

teori yang benar, akan menutup teori sebelumnya yang salah.

dan semoga "teori" yang kita dapat adalah teori yang terbaik, karena tanpa "teori" yang benar, praktek akan sangat menyulitkan.

Atau pilihan yang lain, membuat teori kita sendiri, dan pasti membutuhkan waktu yang lama.

Atau, pilihan terbaik, mengikuti teori yang sudah teruji dengan berhasil, follow the big person.

See you On top!


 

Tuesday, January 3, 2017

Jobless, Penderitaan dan Kenyamanan

Jobless, Penderitaan dan Kenyamanan



Menjadi seorang jobless alias nganggur, sebenarnya enak enak perih, enak ketika bisa bersantai setiap hari,perih ketika ngeliat yang lain udah pada ngejar mimpi, gue masih mimpi di siang bolong.

tapi ada banyak hal yang bisa gue pelajar dan pahami ketika ngejobless selama kurang lebih 6 bulan ini, banyak sekali hal,

yang paling gue rasakan adalah ketika, entah bagaimana, semua orang selain gue, bisa mendapati jalan mereka, dan ini membuat gue bertanya - tanya, apa salah gue? temen smp gue (yang pinter) satu persatu masuk ke perguruan tinggi favorit, yang kurang pinter, entah gimana caranya bisa kuliah di luar negeri, ke eropa lah, ke timur tengah lah, temen SMA gue, walaupun rata rata pas pasan otaknya sama kayak gue, tapi semuanya kuliah, kecuali gue.

yaa, i dunno, ini seperti simalakama tersendiri buat gue, apalagi masa kelas 3 SMA yang gak berjalan mulus buat gue, ketika semua orang mulai memikirkan masa depan mereka (kecuali temen SMA gue) sedangkan gue? akibat pergaulan yang salah itu, gue malah jadi gak meraskan suasana ketika fighting buat UN, fighting buat SBMPTN, dan sebagainya

keadaannya diperparah sama kondisi keuangan keluarga gue yang bisa dibilang "miskin" dan sekolah gue yang didempet permasalahan "pemaksaan pemerintah" perihal sekolah gratis, akhirnya kelas 3 SMA itu, jadi mimpi buruk, sekolah gak sediain buku, gak ada bimbel, gak ada fokus UN, fokus SBM, dan sialnya, gue juga gak punya uang buat beli buku pribadi, dan ikur bimbel.

keadaan belum berhenti begitu saja, gue yang agak pasif di sekolah perihal masa depan, karena efek lingkungan dan kurangnya pemahaman gue akan pencarian masa depan yang lebih baik, SNMPTN yang mungkin bagi sebagian siswa pintar akan incar, gue gak tau sama sekali, bahkan setelah pengumuman baru gue tau apa itu SNMPTN, dan gimana cara caranya biar bisa dapet, kan bullshit, dah tau SNMPTN cuma sekali, akhirnya gue cuma bisa murung,

setelah kejadian itu, gue banyak menyesali apapun, mulai dari gue males belajar, males bikin tugas, males sekolah, males nanya, males belajar, gak tau soal SNMPTN, kenapa gue gak tau dari gue kelas satu, terus gue akhirnya jadi anak yang bersinar, kenapa gue musti suka main game, kenapa gue musti masuk sekolah itu, kenapa gue musti pindah dari SMP gue yang ada SMAnya, dan kenapa gue gak masuk sekolah lain yang lebih peduli soal masa depan, kenapa gue dilahirin di keluarga miskin, kenapa gue musti hidup kek begini,

oke, sebenenarnya penyesalannya gak keluar secara konstan, selama 6 bulan ini, penyesalan itu keluar satu persatu,

dan karena itu pula, gw belum sadar sebenarnya ketika selesai pengumuman SNMPTN dan gue gagal dapet, seharusnya gue fokus SBMPTN karena itu adalah kesempatan emas gue buat meraih cita cita yang banyak dibicarakan banyak orang (SeKOLAH > KULIAH > KERJA > BANYAK DUIT > HIDUP SEJAHTERA)

dan karena gue belum sadar, sadar sih sebenarnya, tapi dikit doang, gak sampe gue menggebu gebu,AYO BELAJAR!!!!, terus, ayo BERGADANG, POKOKNYA MINGGU INI HARUS NYELESAIN 10000 SOAAAL, gak peduliiiii

gak sampe begitu, gue cuma sadar, dan gue cuma ngerjain soal soal SBM dari tahun tahun sebelumnya,

oiya, karena kemiskinan gue, akhirnya gue cuma make buku kakak gue tahun lalu, dan soal bekas SBM 2 tahun yang lalu, daan.. jeng jeng jeng


karena usaha yang sangat minimal, jadinya yaaa dipastikan nol besar.

tapi ada cerita menarik pada sesi SBMPTN ini, sebenarnya, gue adalah anak IPA, atau banyak yang bilang anak IPA itu pinter lah, serius, apalah dll

tapi, fakta berkata lain, ketika gue melihat nilai UN yang hancur lebur ditimpa badai, dan kemudian SNMPTN yang bahkan dari pendaftaran gue udah jamin bakal gagal karena nilaui Rapor yang sudah jatuh tertimpa tangga pula, gue mulai merasa minder sendiri tentang apa saja yang gue pelajari selama 3 tahun

gue termenung lama, memikirkan, apakah gue bener bener anak SMA IPA? apa aja sih yang gue pelajari? emang gue bisa begini begitu ala anak IPA? bahkan dengan sedikit justifikasi, gue langsung sadar kalo gue sama sekali bukan anak IPA tulen, coba bayangin, 6 tahun gue belajar dari SMP ke SMA, gue sama sekali gak ngerti Fisika,

bullshit, gue cuma maki maki diri gue dan sekolah gue, masa sih gue gak ngerti sama sekali?

gue coba buktiin dengan segala upaya dan doa, hasilnya emang bener,bayangin gue buta fisika, malah karena justifikasi yang bodoh itu, ketika gue liat kimia dan biologi, sama ancurnya, sama gak ngertinya, padahal gue ngerasa cukup paham 2 pelajarn itu, tapi ketika menjelang SBMPTN itu, gue kagok, sama sekali blank, sama sekali gak mampu jawab jawab soal itu, gue sedih dan galau patinya,

udah terlalu terlambat meen, untuk menyesal, gue mencoba bangkit, taip gak bisa, mau nyoba belajar dari awal, gak ada buku, gak ada catatan, sekalipun ada, gak ada guru yang bisa ngajarin, oke gue makin pesimis aja.

dan pencarian itu gue akhiri dengan sebuah pilihan besar, gue memilih jurusan SOSHUM ketika SBMPTN, oke, shit, i'm trying, tapi hasilnya?

setelah berusaha yang gua pikir cukup keras dan secara simultan berubah menjadi sangat kurang ketika ngeliat murid lain yang lebih semangat dan lebih kokoh pemahamannya, ditambah mengikuti bimbel yang dibrosurnya ditulis garansi pasti masuk universitas, gue langsung down!

gue, yang  seharusnya datang 1 hari sebelum Hari H buat cek lokasi, malah gak dateng karena males, akhirnya gue harus keliling dulu nyari kelas dimana ujian, dan itu cukup menguras tenaga, ditambah faktor kurangnya persiapan gue, gue akhirnya bilang, udah enjoy aja udah enjoy aja.

cukup berhasil, yang lain pada tengang, gue gak, gue enjoy santai, malah gue ngerasa yakin gitu bisa lolos, ahahaha

tapi, ya ekspektasi selalu terlempar jauh dari realita, dan akhirnya, gue gagal dapet, gue langsung tersadar pas liat pengumuman, yaa gue emang bukan anak sosial, ya gue emang cupu, yaa gue emang gak sekeras mereka belajar, yaa gue gak digaransiin masuk universitas.

dan ya, akhirnya gue gak kuliah

cuma segitu doang? lu gak ikut tes ini tes itu gitu?

jawabannya jelas, enggak, gue gak punya duit, dan gue gak PD dengan kemampuan gue, akhrinya setelah 3 hantaman telak yang membuktikan kebodohan gue,

gue tobat buat ngikutin tes tes itu, entahlah, tapi banyak yang bilang orang pintar karena belajar

gue percaya itu, tapi entah kenapa, seolah jalan gue buat belajar dipangkas sedemikan rupa, rumah gue jauh dari sana sini, jauh banget sama yang namanya perpustakaan kota, dan sialnya, bahkan gue menemukan sebuah bimbel online yang harganya mungkin cuma sepersekian dari bimbel supermahal yang ngegaransiin pasti masuk universitas, tetep aja gue gak punya duit

gue sebenarnya mau kerja, tapi, beberapa faktor tidak mendukung hal ini.

and here i am, blogging.



Monday, January 2, 2017

New Journey, New Home

New Journey, New Home



Mungkin ini udah ke sekian kalinya gue bikin blog, bukan apa apa. semuanya gagal total, males baca ini, baca itu, males nulis, males buat konten, males belajar koding, dsb.

semua sebab itu, terutama Malas, membuat gw yang sangat ingin menjadi seorang blogger justru tenggelam dalam nestapa, dalam kedalaman lubang kesendirian, ditambah gue gak punya hobi yang bagus bagus amat, klop!

tapi sedikit demi sedikit, dengan kembali membaca dari berbagai blog soal blogging, sangat menyenangkan, gue mulai pupuk dalam diri gue motivasi untuk berusaha membuat blog yang baik, dan sebisa mungkin konsisten membuatnya, yaa walaupun isinya gak melulu bagus, gak melulu berbobot, nah itulah kenapa gue memilih nama blog ini, Diary Si Absurd!

memang ini masih permulaan, dan, gue secara personal gak bisa menjamin kualitas diri pribadi gue dalam menulis, tapi setidaknya gue bisa menulis apa aja yang gue mau, apa aja yang gue mampu, tanpa tekanan, tanpa hambatan, dan pastinya enjoy!

dengan begitu pula, gue bisa menghilangkan rasa malas gue dan secara bersamaan melatih tulis-menulis, seperti kata pepatah, Bisa karena terbiasa.

Oke, New Journey New Home,

semoga gw bisa konsisten dan memberikan yang terbaik!

Asal SEO

Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done